Indramayu, ESG IDN – Indramayu selalu dikenal sebagai penghasil ikan terbesar Indonesia, namun di balik itu ada cerita lain yang sering terlupakan—cerita tentang nelayan yang setiap tahun berjuang melawan banjir rob yang merendam rumah dan menghancurkan mata pencaharian mereka. Pada Senin (29/9/2025), di Kampung Nelayan Sejahtera, Desa Eretan Kulon, cerita itu mulai berubah.
BAZNAS RI bersama Kementerian Sosial RI meresmikan dua fasilitas yang akan mengubah nasib komunitas nelayan: Masjid Cahaya Zakat sebagai sarana spiritual dan pemberdayaan, serta ZCorner sebagai pusat kuliner dan usaha kreatif yang memberdayakan para mustahik terdampak banjir rob.
Lebih dari Sekadar Pemberdayaan: Ini Adalah Transformasi
Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, M.A., tidak menyembunyikan kekagumannya saat melihat hasilnya. “Saya masuk agak kaget, tidak menduga hasilnya seperti ini. Dari sana ada Masjid Cahaya Zakat, kemudian halaman untuk lansia, dan ZCorner dengan banyak penjual dari penerima manfaat,” ujarnya dengan penuh kegembiraan.
Namun visi BAZNAS melampaui infrastruktur fisik. Mereka melihat ZCorner sebagai katalis ekonomi sejati untuk mustahik.
“Kalau nanti jamaah Masjid Cahaya Zakat berkembang, kita akan memberikan BAZNAS microfinance berbasis masjid. Satu masjid Rp150 juta dialokasikan untuk pelaku usaha mikro kecil. Jadi jika 150 juta dibagi 5 juta berarti 30 orang, jika 3 juta berarti 50 orang. Dengan cara ini, jamaah kuat, ekonomi mustahik tumbuh, dan ke depan mereka bisa menjadi muzaki,” tegasnya dengan strategi yang jelas dan terukur.
Komitmen Finansial yang Substansial
BAZNAS tidak berbicara kosong. Mereka mengalokasikan Rp5.030.497.000 untuk program ini:
- Rp2,4 miliar untuk Masjid Cahaya Zakat
- Rp675 juta untuk Sentra UMKM
- Rp1,9 miliar untuk upah tukang pembangunan rumah
Dana ini bukan sekadar angka di atas kertas—ini adalah investasi nyata dalam masa depan masyarakat Indramayu.
Kolaborasi Pemerintah: Sinyal Serius untuk Perubahan
Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, menekankan bahwa ZCorner bukan sekadar proyek charity—ini adalah simbol kolaborasi untuk memulihkan ekonomi pesisir.
“Bencana rob di Indramayu telah lama menjadi tantangan. Kehadiran ZCorner dan Kampung Nelayan Sejahtera adalah bukti kerja bersama antara pemerintah pusat, daerah, BAZNAS, dan mitra lainnya. Saya berharap fasilitas ini dijaga, karena ini adalah berkah sekaligus amanah,” ujarnya dengan penuh tanggung jawab.
Pernyataan itu mencerminkan sesuatu yang penting: pemerintah mengakui tantangan ini bukan sekadar masalah sosial, tetapi masalah ekonomi dan kemanusiaan yang memerlukan solusi berkelanjutan.
Dukungan Lokal yang Antusias
Bupati Indramayu, Lucky Hakim, tidak hanya memberikan dukungan lisan. Dia menawarkan aksi nyata.
“Indramayu, khususnya Eretan, adalah wilayah yang kerap dilanda banjir rob. Kehadiran Masjid Cahaya Zakat, ZCorner, dan program Kampung Nelayan Sejahtera sangat membantu warga kami. Pemda siap mendukung dan menyiapkan lahan tambahan bila program ini diperluas,” ucapnya, membuka pintu untuk pertumbuhan lebih lanjut.
ZCorner: Dari Mustahik Menjadi Pengusaha
Apa yang membuat ZCorner unik adalah filosofinya yang sederhana namun powerful: mengubah penerima manfaat menjadi pelaku usaha. Di ZCorner, penjual bukan karyawan yang bergaji—mereka adalah pengusaha yang memiliki usaha sendiri, bermodal dari pemberdayaan BAZNAS.
Ini adalah ekonomi sirkular sejati: zakat yang didistribusikan tidak hanya memenuhi kebutuhan sesaat, tetapi memberdayakan masyarakat untuk mandiri, bahkan menjadi muzaki di masa depan.
Harapan untuk Masa Depan
ZCorner di Kampung Nelayan Sejahtera kini berdiri sebagai motor baru bagi kebangkitan ekonomi masyarakat pesisir. Lebih dari itu, ini membuktikan bahwa zakat bukan sekadar kewajiban agama—zakat adalah instrumen pemberdayaan berkelanjutan yang mampu mengubah ekosistem ekonomi komunitas.
Ketika banjir rob datang lagi (dan sayangnya itu pasti terjadi), komunitas Indramayu kali ini memiliki lebih dari sekadar doa. Mereka memiliki Masjid Cahaya Zakat untuk bersandar spiritual, ZCorner untuk berbisnis, dan jaringan pemberdayaan BAZNAS untuk tumbuh bersama.
Di tengah tantangan iklim yang semakin kompleks, cerita Indramayu ini adalah bukti bahwa ketahanan komunitas dibangun bukan dari penyaringan air, tetapi dari penguatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.

