Jakarta, ESG IDN – Apakah kamu tahu bahwa Indonesia adalah negara paling kaya keanekaragaman hayati kedua di dunia, hanya setelah Brasil? Yang lebih mengesankan lagi, Indonesia menduduki peringkat pertama untuk keanekaragaman hayati laut dan secara resmi diakui sebagai salah satu dari hanya 17 “Mega Biodiversity Countries” di planet ini. Kepulauan ini—yang membentang lebih dari 17.000 pulau—menampung warisan alam yang unik dan tidak dapat ditemukan di tempat lain manapun.
Apa yang Membuat Keanekaragaman Hayati Indonesia Begitu Istimewa?
Keanekaragaman hayati Indonesia bukan sekadar tentang angka—ini tentang keunikan. Berikut fakta-fakta yang membedakan Indonesia:
Rumah Komodo Dragon: Kadal terbesar di dunia, komodo, hanya hidup di segelintir pulau di timur Indonesia. Tidak ada tempat lain di Bumi di mana predator kuno ini dapat berkeliaran di alam liar.
Kerajaan Burung Cenderawasih: Papua adalah satu-satunya tempat di mana kamu dapat menyaksikan spektakulernya burung cenderawasih, terkenal dengan bulu yang memukau dan tarian kawin yang memesona.
Orangutan Terakhir: Sumatra dan Kalimantan adalah satu-satunya rumah tersisa bagi orangutan yang terancam punah kritis, kerabat terdekat kita di kerajaan hewan.
Mamalia dan Kupu-kupu Endemik: Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia untuk spesies mamalia (lebih dari 500, dengan lebih dari sepertiga tidak ditemukan di tempat lain) dan kupu-kupu ekor panjang (lebih dari 120 spesies, hampir separuhnya endemik).
Keajaiban Flora: Rafflesia arnoldii raksasa, bunga terbesar di dunia, dan Amorphophallus titanum, inflorescence yang paling tinggi dan tak bercabang di dunia, mekar hanya di hutan hujan Indonesia.
Jantung Segitiga Karang: Laut Indonesia adalah jantung Coral Triangle, pusat kekayaan hayati laut paling kaya planet ini, dengan lebih dari 3.000 spesies ikan dan 600 jenis karang.
Mengapa Ini Penting untuk ESG?
Keanekaragaman hayati Indonesia bukan sekadar aset nasional—ini adalah tanggung jawab global. Kekayaan alam ini menyediakan makanan, obat-obatan, air bersih, dan ketahanan iklim bagi jutaan orang, tetapi juga rapuh. Deforestasi, perdagangan satwa liar ilegal, dan perubahan iklim mengancam spesies yang tidak ditemukan di tempat lain di Bumi. Ketika harimau Sumatra atau cenderawasih hilang, ia hilang selamanya.
Di sinilah ESG (Environmental, Social, dan Governance) masuk:
Environmental: Melindungi hutan, terumbu, dan spesies endemik Indonesia sangat penting untuk aksi iklim dan kesehatan ekosistem.
Social: Komunitas adat dan lokal adalah penjaga habitat ini. Pengetahuan dan mata pencaharian mereka terikat pada keanekaragaman hayati.
Governance: Kebijakan kuat, pelaporan transparan, dan konservasi kolaboratif diperlukan untuk memastikan warisan alam Indonesia bertahan.
Mengubah Keunikan Menjadi Nilai Berkelanjutan
Bayangkan jika setiap keputusan bisnis di Indonesia mempertimbangkan hutan orangutan, sabana Komodo, atau masa depan terumbu karang. Dengan merangkul ESG, Indonesia dapat:
Menarik investasi bertanggung jawab yang menghargai alam dan keberlanjutan jangka panjang.
Mengembangkan pariwisata berkelanjutan yang merayakan satwa liar unik kita sambil melindunginya dari eksploitasi berlebihan.
Mempromosikan rantai pasokan hijau yang melindungi habitat endemik dan mendukung komunitas lokal yang bergantung padanya.
Dari Checklist Menuju Komitmen Nyata
Keanekaragaman hayati Indonesia adalah cerita keajaiban, tetapi juga tantangan serius. Ini adalah hak istimewa menjadi penjaga begitu banyak spesies dan ekosistem unik. Jangan biarkan ESG menjadi sekadar daftar centang di laporan tahunan—ubah itu menjadi komitmen nyata untuk memastikan bahwa generasi mendatang masih dapat terpukau oleh komodo, cenderawasih, dan bunga terbesar dunia, yang hanya ditemukan di kepulauan kita.
Keanekaragaman hayati Indonesia adalah identitas kita, tanggung jawab kita, dan masa depan kita. Mari kita lindungi bersama-sama, bukan karena itu adalah keharusan bisnis, tetapi karena ini adalah warisan yang tidak ternilai harganya—warisan yang jika hilang, tidak akan pernah bisa dikembalikan.

