Image default
Inovation & Green Technology

Langkah Berani Indonesia Menuju Ekonomi Hidrogen Global

Jakarta, ESG IDN – Puncak Hidrogen Ekosistem Global dan Pameran (GHES) 2025, diselenggarakan pada 15-17 April di Jakarta International Convention Center (JICC), menandai sebuah pencapaian bersejarah bagi Indonesia. Saat bangsa ini bercita-cita memimpin ekonomi hidrogen global, GHES 2025 lebih dari sekadar pameran—ini adalah pernyataan tekad yang jelas.

Acara Pelopor dengan Resonansi Global

GHES 2025, yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia, menghadirkan lebih dari 2.500 peserta dari 10 negara. Diluncurkan secara resmi setelah soft launch strategis pada Desember 2024 oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Yuliot dan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi, acara ini menunjukkan kesiapan Indonesia untuk mengintegrasikan energi hidrogen ke dalam rencana transisi energinya.

Program komprehensif acara ini menampilkan pameran teknologi produksi, penyimpanan, dan aplikasi hidrogen; forum business matching untuk memfasilitasi kolaborasi; seminar eksklusif; serta uji coba kendaraan bertenaga hidrogen. Pengunjung juga dapat mengunjungi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen yang beroperasi, memberikan wawasan langsung tentang infrastruktur yang mendukung ekosistem hidrogen.

Pidato pembukaan acara oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menekankan peran kritis hidrogen dalam mengurangi emisi karbon di sektor industri dan transportasi.

Partisipasi Strategis dan Pameran Inovasi

Lebih dari 23 perusahaan dan institusi memamerkan inovasi mereka, termasuk PLN Nusantara Power (PLN NP) yang memperkenalkan Generator Sel Bahan Bakar Hidrogen (HFCG), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen, kendaraan hybrid bertenaga hidrogen H-E Nusantara, dan teknologi produksi Hidrogen Hijau. Ini menunjukkan kemajuan signifikan Indonesia dalam mengintegrasikan hidrogen ke dalam penggunaan sehari-hari dan industri berat.

Mengapa Hidrogen? Mengapa Sekarang?

Sejalan dengan target Net Zero Emission pada 2060, Indonesia melihat hidrogen sebagai pilar kunci untuk mendukung upaya dekarbonisasi global, menciptakan mesin pertumbuhan ekonomi baru melalui perdagangan komoditas hijau, dan meningkatkan keamanan energi nasional. Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menyoroti potensi hidrogen tidak hanya untuk ketahanan domestik tetapi juga untuk perdagangan internasional di masa depan, khususnya di sektor pupuk, pengiriman, penerbangan, dan industri berat.

Kerangka Kebijakan Nasional dan Dukungan Internasional

GHES 2025 mengoperasionalisasikan Strategi Hidrogen Nasional Indonesia (SHN) yang diluncurkan pada Desember 2023. SHN menguraikan tiga pilar strategis: hidrogen untuk dekarbonisasi, hidrogen untuk memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan, dan hidrogen sebagai komoditas yang dapat diperdagangkan.

Selain itu, acara ini bersinergi dengan program Green Energy Transition Indonesia (GETI), didukung oleh Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, dalam inisiatif Indonesia Green Hydrogen Accelerator. Kolaborasi ini bertujuan mengatasi tantangan rantai nilai dari produksi hingga penyimpanan dan kerangka regulasi.

Teknologi dan Aplikasi Dunia Nyata

Pengunjung merasakan pengalaman langsung dengan kendaraan bertenaga hidrogen (mobil, forklift, drone, dan golf cart), generator sel bahan bakar hidrogen, serta stasiun pengisian bahan bakar yang beroperasi. Inovasi pelopor PLN NP menegaskan kembali kemampuan Indonesia yang berkembang dalam menerapkan teknologi hidrogen hijau di berbagai sektor.

Memberdayakan Perempuan dalam Transisi Energi

Sesi khusus berjudul “Perempuan & H2 Menggerakkan Masa Depan” menekankan peran penting perempuan dalam membentuk ekonomi hidrogen. Pemimpin seperti Wakil Menteri Dyah Roro Esti dan Menteri Pemberdayaan Perempuan Arifah Fauzi memimpin diskusi tentang inklusi gender dalam inovasi energi.

Kesimpulan: Momentum Indonesia dalam Perlombaan Hidrogen

GHES 2025 membuktikan bahwa Indonesia bukan lagi sekadar peserta dalam diskusi energi global—negara ini memposisikan diri sebagai pemimpin. Dengan memanfaatkan sumber daya terbarukan yang melimpah dan kebijakan progresif, Indonesia siap menjadi pemasok dan inovator kritis dalam rantai nilai hidrogen. Dengan dukungan pemerintah yang terkoordinasi, inovasi sektor swasta, dan kolaborasi internasional, Indonesia sedang merencanakan perjalanan berani menuju masa depan energi yang berkelanjutan dan sejahtera.

Related posts

FAIRATMOS dan Natalia Rialucky Marsudi – Mitra Terpercaya dalam Revolusi Pasar Karbon Global

Nea

Google Sepakati PPA Tenaga Surya 30 MW di Malaysia untuk Tekan Emisi Pusat Data

Nugroho

Kunjungan PII ke Fasilitas WIKA Beton di Filipina Perkuat Peran Indonesia dalam Proyek Infrastruktur Regional

Nea